Pertama yang harus ditentukan adalah apa alasan kamu apa memilih VPS unmanaged. ini harus kamu tentukan terlebih dulu. Alasan umum saya asumsikan hanya ada 2 alasan; yaitu alasan yang pertama adalah kamu pingin belajar, dan alasan yang kedua adalah kamu pengen memotong biaya pengelolaan website. Dari kedua kemungkinan alasan ini, maka jawabannya akan berbeda. Jadi jika ada 2 alasan yaitu :
1. Alasan Kamu Yang Pertama, Yaitu Pengen Belajar.
Maka saya sarankan kamu untuk memilih VPS tanpa panel. Karena tujuan kamu ingin sambil belajar, maka nanggung kalau hanya setengah-setengah. Tapi saran ini dengan asumsi bahwa kamu masih baru akan membuat sebuah blog baru dan tidak ada niat untuk memindahkan blog lama yang sudah memiliki ribuan pengunjung. Alasan saya kenapa demikian? karena kamu masih baru pertama kali mainan VPS, maka beberapa kesalahan tak bisa dihindari. Ibarat orang baru pertama kalau belajar naik motor, pasti akan jatuh dulu maka jangan pernah membonceng orang. Paham kan maksud saya?.
Lalu bagaimana kalau mau memindahkan blog lama yang sudah memiliki ribuan pengunjung? Kalau sudah begini, baik pakai panel atau tanpa panel pasti akan kerepotan juga jika masih pertama kali mencoba VPS unmanaged. Jadi untuk kasus ini sebaiknya kamu serahkan dulu kepada jasa instalasi atau biarkan dulu di server webhosting yang dikelola orang lain misalnya shared hosting.
Yang mau saya katakan, sebaiknya kamu sudah mulai belajar pakai VPS unmanaged yang disewa hanya untuk belajar; bisa langung belajar tanpa panel dulu atau mencoba langsung menggunakan panel. Dan ketika nanti sudah merasa bisa, maka kamu bisa migrasi dari server lain dimana kamu menitipkan web/blog kamu selama ini.
Catatan:
Penting untuk belajar tanpa panel karena banyak sekali ilmunya disini. Disini karena mau tidak mau kamu harus bisa menginstal sendiri semua aplikasi dasar yang dibutuhkan untuk membangun webserver seperti Apache/Nginx, Mysql/MariaDB, dan PHP. Bukan hanya itu saja, kamu juga perlu mengetahui cara-cara membuat directory dimana untuk menyimpan file website dan masih banyak lagi. Sulit? sebenarnya tidak sulit, hanya saja kamu belum pernah mempelajari dan mencobanya satu kali saja. Googling saja, sudah banyak artikel yang membahas penginstalan VPS sebagai webserver ini, baik yang menggunakan webserver Nginx atau Apache.
Hal ini akan ada banyak manfaatnya mengingat kamu sudah berniat menggunakan VPS unmanaged. Baik menggunakan panel atau tanpa panel, yang namanya error sudah pasti akan terjadi misalnya error 500, 404, establishing database, dan puluhan jenis error lainnya yang harus bisa kamu atasi. Jadi dengan pernah belajar menginstal secara manual, maka kamu akan akrab dengan VPS sehingga dengan mudah bisa memperbaiki ketika ada error. Bagaimana jika kamu tak pernah belajar otak-atik secara manual? tentu berisiko untuk website ketika lama tak bisa diakses oleh pengunjung.
2. Alasan Kamu Yang Kedua, Ingin Memotong Anggaran Pengelolaan Website
Jika alasan ini yang dipilih, maka VPS tanpa panel adalah pilihan yang paling baik. Bahkan hanya dengan USD 3$ perbulan kamu sudah bisa menangani pengunjung blog standard sekitar 10.000-an Pageview dengan baik. Jika kamu menggunakan shared hosting, dengan Pageview blog yang sedemikan besar mungkin kamu perlu menyewa shared hosting setara kelas gold yang harga sewanya sekitar USD 50$ per 3 bulan.
Bagaimana jika saya memilih pakai panel?
Ada banyak aplikasi panel yang tersedia dan bisa kamu pakai, dari yang mulai free hingga premium, dari yang harganya murah sampai yang mahal. Mana yang terbaik? setiap panel yang di kembangkan setiap developer hadir dengan fiturnya masing-masing. Ada cPanel, Webuzo Panel, Vista Panel, serverpilot(digitalocean), dan masih banyak lagi.
Kalau ditanya panel mana yang bagus, tentu saya akan memilih cPanel yang legend itu. Tapi jika kamu memilih cPanel artinya kamu siap dengan biaya lisensi yang lebih besar – yaitu sekitar USD 20$/month, tapi rasanya tidak seimbang kalau kamu hanya menyewa VPS yang seharga USD3$-10$/bulan ? . Disisi lain menggunakan Panel memang membutuhkan resources VPS yang lebih besar. Ada alternatif pengganti panel yang bisa kamu pakai dan gratis 100% jika hanya untuk blog wordpress, adalah kamu bisa mencoba menggunakan easyEngine. Atau bisa menggunakan serverpilot jika sewa VPS digitalocean, tapi khabarnya sudah tidak gratis lagi.
VPS non-panel sangat menghemat, namun kamu bisa memilih ini jika hanya untuk menginstal beberapa web atau blog wordpress saja.
Namun ketika berbicara untuk menginstal puluhan website/blog wordpress misalnya lebih dari 50 buah web bervisitor tinggi, maka saran saya sebaiknya kamu pakai panel dengan pertimbangan profit kamu dari blog sudah cukup besar. Alasannya karena semakin banyak blog/web yang terinstal maka kamu akan semakin sibuk karena harus melakukan semuanya serba “command line”. Maka dengan menggunakan panel akan menghemat tenaga dan fikiran.
Bagaimana Dengan Keamanan(Security) Jika Mengelola VPS Sendiri?
Tidak ada server yang bisa 100% benar-benar aman, namun tugas pengelola hanya bisa meminimalisir risiko keamanan dengan jalan menghindari celah yang bisa disusupi malware sebisa mungkin. Menurut teman saya, sangat kecil peretas bisa menyusupkan backdor kedalam server secara langsung kecuali ada celah yang datang dari script yang diinstall sendiri oleh pemilik website. Hal ini misalnya bisa saja dari backdor(file tersembunyi) yang menumpang pada theme atau plugin wordpress, atau dari celah pada script theme/plugin yang bisa dimasuki backdor oleh peretas. Cara standard yang wajib dilakukan untuk menghindari peretas adalah dengan rajin mengupdate plugin/theme dan wordpress itu sendiri jika pakai wordpress – plus hanya menginstal plugin atau thema dari developer yang bisa dipercaya.