Kasus kebocoran data belakangan ini kerap meramaikan pemberitaan di media. Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan, sekali data bocor keluar dari server, data tersebut akan dapat dikopi berulang-ulang sekalipun kebocoran data sudah ditambal.
Ia menyebut, data yang sudah bocor sudah tidak bisa dikembalikan ke server dan akan berada di internet selamanya.
Risiko Kebocoran Data Bagi Pelanggan
Apa saja risiko kebocoran data bagi pelanggan?
- Digunakan sebagai dasar untuk merancang rekayasa sosial phishing yang menyasar pemilik data. Penipu memalsukan diri sebagai customer service bank meminta kredensial transaksi untuk mencuri dana nasabah.
- Data yang bocor digunakan untuk mempermalukan pemilik data. Contohnya jika ada pengguna internet yang dari data browsingnya memiliki penyakit tertentu yang sifatnya rahasia, kecenderungan seksual yang menyimpang, berkunjung ke situs porno atau hal lain yang sifatnya sangat pribadi dan rahasia.
- Data yang bocor mengandung informasi penting seperti data kependudukan, bisa digunakan untuk membuat KTP bodong dengan blangko KTP membuat KTP palsu dan lalu melakukan tindak kejahatan menggunakan KTP tersebut. Pemilik data yang bocor ini akan menjadi korban dan berurusan dengan pihak berwajib.
- Cambridge Analitica, data yang bocor digunakan untuk profiling korban dan menjadi sasaran iklan atau algoritma untuk merubah pandangan politiknya dan hal ini terbukti mengakibatkan kekacauan politik seperti yang terjadi di Amerika, Brexit dan Arab Spring.
Hal yang Bisa Dilakukan Pemilik Data Saat Datanya Bocor
Jika data yang bocor adalah data kredensial, hal pertama yang harus dilakukan adalah segera mengganti password.
Jika akun tersebut sudah mengaktifkan perlindungan TFA, akun tersebut sebenarnya masih relatif aman, meski kredensialnya bocor.
Jika data yang bocor adalah data lain yang sifatnya rahasia, satu-satunya hal terbaik yang bisa dilakukan adalah berdoa kepada Tuhan agar datanya yang bocor tidak disalahgunakan dan semoga pengelola data yang bocor kembali ke jalan yang benar.