Load Balancing Server Pengertian dan Cara Kerjanya

Load balancer mampu menstabilkan dan menghindari gangguan pada server ketika down, bahkan dengan lonjakan traffic kunjungan padat. Website marketplace atau e-commerce yang kita kenal, seperti Tokopedia, Shopee, Lazada dan lainnya memiliki ratusan hingga ribuan pelanggan setiap harinya.

Melonjaknya traffic website di event khusus seperti 12.12 atau Harbolnas, nyatanya tidak menyebabkan gangguan berarti pada server. Mengapa bisa? tentu saja jawabannya berkat load balancing. Dalam artikel ini, kita akan belajar bersama mengenai load balancing server, pengertian, jenis hingga cara kerjanya.

Apa Itu Load Balancing Server?

Load balancing merupakan proses distribusi traffic jaringan ke berbagai server, tujuannya agar dapat memastikan salah satu sever tidak mendapatkan beban permintaan berlebihan. Server website yang kelebihan beban, akan berdampak pada laman yang menjadi lambat untuk diakses. Hal ini sangat merugikan e-commerce jika sedang banyak calon customer.

Prinsip sederhana dari Load Balancing ialah:

  • Pemerataan distribusi website atau aplikasi agar lebih stabil ketika diakses pengguna.
  • Mengirim dan memastikan permintaan hanya ke server yang sedang online.
  • Fleksibilitas akses untuk menambah atau mengurangi server sesuai permintaan.

Jenis-Jenis Load Balancing

Setelah memahami pengertian dan prinsip dari load balancing, selanjutnya mengenal jenisnya sebagai berikut:

1. Hardware Load Balancer

Load balancer satu ini berbentuk perangkat keras (hardware) yang dapat menyalurkan traffic dengan penyesuaian aturan. Hardware ini harus diletakkan bersama dengan server pada pusat data lokal. Jumlah dapat disesuaikan dengan traffic tertinggi sesuai permintaan.

Umumnya, load balancer hardware sanggup menangani traffic dalam kapasitas besar. Namun, jenis fisik tentu lebih aman dan tentu dibanderol harga lebih mahal.

2. Software Load Balancer

Di era serba digital, penggunaan software menarik perhatian pasar karena dianggap lebih praktis, efisien dan tidak membutuhkan space fisik. Sama halnya dengan load balancing server software, cukup diintal pada server aplikasi atau virtual machine, kemudian siap digunakan sebagai penyeimbang beban server.

Baca Juga:  Perbedaan VPS OpenVZ dengan KVM

Perangkat lunak tentu lebih ekonomis dibandingkan bentuk fisik. Versi ini juga sangat fleksibel dan mudah diakses dimanapun dan kapanpun. Namun, dari segi keamanan, tentu berisiko  tindak cybercrime jika tidak benar-benar diamankan.

Keunggulan Load Balancer

  1. Membantu Anda mendistribusikan Traffic dengan mudah
    Dengan mendistribusikan traffic menggunakan Load Balancer, beban kerja server akan terbagi dengan sama rata. Tidak ada server yang bekerja terlalu berat, karena traffic juga akan didistribusikan ke server atau virtual machine lainnya. Hal ini akan meminimalisir kemungkinan website lambat atau gagal diakses.
  2. Meningkatkan Performa Server
    Karena beban kerjanya terbagi-bagi, sebuah server dapat bekerja lebih cepat. Hal ini tentunya akan membuat performa server meningkat. Website dan aplikasi yang cepat dan mudah diakses akan menciptakan user experience yang memuaskan bagi pengguna.
  3. Fleksibilitas yang Tinggi
    Load Balancer memberikan fleksibilitas bagi Anda sebagai pemilik website untuk menangani traffic website. Sekarang, Anda bisa melakukan maintenance server secara bertahap tanpa harus mematikan aktivitas website secara keseluruhan. Jika salah satu server sedang mengalami maintenance, Anda dapat mengalihkan beban trafficnya ke server yang lain.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Apapun jenisnya, baik software maupun hardware, keduanya dapat mendisitribusikan traffic ke beberapa server agar tidak ada satupun server menanggung beban berlebih saat terjadi lonjakan. Ibaratkan dengan polisi lalu-lintas mencegah kemacetan dan minimalisir insiden di jalanan yang tak diinginkan.

Begitu pun dengan keberadaan load balancing server yang memastikan arus jaringan tetap lancar, sehingga memberikan rasa aman dalam sistem kerja jaringan yang terlihat sederhana tetapi sangat rumit.

Secara ringkasnya, berikut cara kerja load balancing pada server:

  • Pengguna (user) akan meminta akses masuk ke dalam server website atau aplikasi yang dituju.
  • Kemudian, load balancer menerima dan mendistribusikan traffic website ke beberapa server
  • Jika terjadi down pada satu server, maka secara otomatis perangkat akan dialihkan menuju server lain yang tersedia.
Baca Juga:  Mengenal Aplikasi Database PostgreSQL

Dengan melihat cara kerjanya saja, load balancer menjadi metode atau sistem terbaik saat ini dalam menangani permintaan akses dari jalur kerja multi aplikasi dan perangkat. Akses tanpa batas dalam dunia digital perlu diimbangi dengan load balancing server agar tetap berjalan semestinya dan tidak mengganggu mobilitas user.

 

Avatar photo
Bang Yogi

Saya ingin melihat-lihat untuk mendapatkan ide segar dan kadang-kadang hanya duduk dan bekerja di depan komputer berjam-jam.

Articles: 528

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *